©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.
Belanja di App banyak untungnya:
Hanya terisolasiMengecualikan Terisolasi
Ada yang mengenal Fabio Henrique Tavares? Yap, benar, pemain Liverpool yang satu ini sejatinya bernama lengkap itu. Namun, pemain yang pernah berseragam Real Madrid ini sering dipanggil dengan nama Fabinho. Nama panggilan yang jauh dari nama aslinya.
Well, bukan hanya Fabinho yang nama panggilannya berbeda dengan yang terdaftar dalam pencatatan sipil. Malahan jumlahnya bisa dibilang lumayan banyak. Pertanyaannya mengapa hal itu bisa terjadi? Apa yang melatarbelakanginya?
Membedakan dengan yang Lainnya
Selain terpengaruh budaya Portugis, sebenarnya penggunaan nama panggilan yang berbeda dengan nama aslinya adalah untuk membedakan antara satu orang dengan yang lainnya. For your information aja nih, nama orang-orang Brasil maupun Portugal ternyata banyak yang mirip.
Misalkan, Ronaldo yang Ronaldo Nazario ternyata namanya sama dengan Ronaldo yang Ronaldinho. Kalau Ronaldo yang pertama memiliki nama lengkap Ronaldo Luis Nazario de Lima. Coba bayangkan kalau Ronaldo de Assis Moreira itu juga dipanggil Ronaldo! Sementara keduanya bermain dalam satu tim.
Tentu akan sangat menyusahkan. Bukan hanya oleh lawan, melainkan oleh temannya sendiri. Jadilah, Ronaldo Moreira itu dipanggil Ronaldinho. Meskipun ada alasan lain lagi sih, mengapa mantan pemain PSG itu dipanggil Ronaldinho.
Di Brasil, khususnya di skuad Selecao penggunaan mononim atau panggilan hanya untuk memudahkan saja, tidak membuat rekan yang lainnya bingung. Selain itu, juga untuk memudahkan para penggemar dalam menyemangati pemain. Nah, perkara imbuhan “Inho” di nama-nama para pemain Brasil merupakan keunikan tersendiri.
Dalam budaya Brasil, “Inho” mempunyai arti kecil, awet muda, pendek, sedikit, dll. Ternyata penggunaannya juga sama dengan kata “Junior”. Itulah mengapa The Smiling Assassin dipanggil Ronaldinho. Hal tersebut berkaitan dengan Ronaldinho yang sudah berkembang sejak usia muda. Ia juga sering menjadi pemain termuda dan terkecil.
Selain untuk menggambarkan perawakan yang kecil, imbuhan ini juga sering diterapkan pada keturunan dengan nama yang sama. Maka dari itu, ada imbuhan “Junior” atau “Jr” di nama Neymar dan Vinicius. Karena ternyata ayah kedua pemain itu namanya sama dengan mereka.
Penggunaan nama yang berbeda juga berkelindan dengan urusan pribadi setiap pemain atau orang di Brasil. Misalnya mendiang Pele. Bintang Brasil itu bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento. Ia kemudian dipanggil “Pele” karena sebuah kejadian unik. Menurut penuturan pamannya, Jorge, seperti dikutip Marca, Edson Arantes kecil dulu ditempatkan sebagai penjaga gawang ketika bermain bola.
Itu demi menguntungkan lawan. Karena kalau jadi striker, Edson tak terbendung. Namun ternyata Edson cukup jago jadi penjaga gawang waktu kecil. Ia sampai-sampai dibandingkan dengan salah satu kiper top Vasco da Gama, Bile, yang kebetulan rekan ayahnya.
Namun, ia kesulitan menyebut “Bile” dan malah menyebut namanya “Pele”. Sampai sekarang ia dikenal dengan nama itu. Berbeda dengan Ricardo Izecson dos Santos Leite atau Ricardo Kaka. Ia dipanggil Kaka karena adiknya, Digao memanggilnya “Caca” alih-alih “Ricardo”.
Penyebutan “Caca” itu akhirnya berkembang menjadi “Kaka”. Dan itu dipakai oleh mantan pemain Real Madrid tersebut sebagai Ricardo Kaka. Tidak ada arti spesifik dari kata “Kaka”.
Kalau Givanildo Vieira de Sousa dipanggil “Hulk” sebab fisiknya yang berotot menyerupai tokoh fiksi Hulk. Ada pula yang menyebut, ia dinamai “Hulk” karena ayahnya penggemar salah satu karakter komik Marvel tersebut.
Well, bagaimana football lovers, kini sudah tahu bukan mengapa banyak pemain Brasil namanya sering berbeda dengan nama aslinya?
https://youtu.be/KVUt5Lya-ng
Sumber: TheSun, NBCWashington, Quora, TheGuardian, Goal, Talksport, Marca
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Titel Pemain Sepak Bola Terbaik Belanda (Belanda: Voetballer van het Jaar) telah dianugerahkan untuk pemain sepak bola terbaik di Belanda sejak tahun 1984. Penghargaan ini ditentukan oleh polling dari pemain sepak bola profesional Belanda yang bermain di liga Pertama (Eredivisie) dan Kedua (Eerste Divisie).
Hingga tahun 1997, penghargaan ini merupakan sebuah penghargaan tahunan, tetapi setelah itu penghargaan ini diberikan pada akhir musim sepak bola. Pada tahun 2006, penghargaan ini mengalami penggabungan dengan penghargaan tahunan bernama Sepatu Emas (Gouden Schoen), yang telah diberikan sejak tahun 1982 oleh harian Belanda De Telegraaf dan majalah sepak bola Belanda Voetbal International.
Kecenderungan Memakai Satu Nama
Sebagian besar pesepakbola Brasil cenderung menggunakan satu nama saja dari serentetan nama yang diberikan kepadanya. Ada kalanya menggunakan salah satu dari bagian nama lengkapnya, misal memakai nama depannya.
Kiper Liverpool misalnya. Ia bernama lengkap Alisson Ramses Becker. Namanya disingkat menjadi Alisson Becker dan nama panggilannya Alisson. Begitu pula penjaga gawang Ederson Santana de Moraes. Ia dipanggil dengan nama Ederson saja.
Namun, beberapa pesepakbola kadang tak memakai salah satu dari namanya untuk menjadikan nama panggilan. Raphinha contohnya. Pemain Brasil itu aslinya bernama Raphael Dias Belloli.
Lalu, jika kamu mengenal Ronaldinho, pemain yang dijuluki “The Smiling Assassin” sebenarnya tidak ada kata “Ronaldinho” di nama lengkapnya. Nama asli mantan pemain Barcelona itu adalah Ronaldo de Assis Moreira.
Tidak Hanya Pesepakbola
Faktanya, di Brasil tidak hanya pesepakbola yang memiliki nama panggilan dan nama asli yang berbeda. Kebanyakan masyarakat Brasil melakukannya. Di ranah sepak bola saja, selain pemain, pelatih terdapat hal serupa. Siapa yang mengenal Adenor Leonardo Bacchi?
Ia adalah pelatih Brasil yang selama ini kita panggil Tite. Pelatih yang konon mengubah paradigma Timnas Brasil, Dunga juga memiliki nama lengkap yang berbeda. Ya, namanya Carlos Caetano Bledorn Verri. Nama yang rumit, bukan?
Presiden Brasil, Lula itu pun lahir dengan nama Luiz Inacio da Silva. Orang kemudian mengenalnya dengan Luiz Inacio “Lula” da Silva. Atau bahkan dikenal dengan nama Lula da Silva saja. Lula menunjukkan bahwa penggunaan nama panggilan yang jauh berbeda dengan nama asli tidak hanya berlaku di sepak bola.
Kebanyakan Nama Orang Brasil Panjang
Penggunaan nama dengan satu kata saja, entah itu berbeda maupun tidak dengan nama aslinya bertujuan untuk meringkas nama orang-orang Brasil. Sebab masyarakat Brasil sering memiliki nama yang panjangnya laksana kereta Argo Lawu. Itu lantaran masyarakat Brasil juga menggunakan nama keluarga di dalam namanya.
Memang, di Indonesia juga ada yang demikian. Hanya saja di Brasil menjadi semacam konsensus. Bahwa bayi yang baru lahir wajib diberikan nama keluarganya. Ada beberapa nama keluarga yang sering digunakan di Brasil. Seperti misalnya, do, de, da, dos, atau das. Contohnya Rodrygo yang memakai nama keluarga “de” dalam nama lengkapnya Rodyrigo Silva de goes.
Kalau bintang Brasil lainnya, Neymar memakai nama keluarga “da”. Ayahnya bernama Neymar da Silva, sang pemain pun diberi nama Neymar da Silva Santos Junior atau disingkat Neymar Junior.
Penamaan orang Brasil juga tak terlepas dari kebudayaan Portugis. Pasalnya, Brasil merupakan bekas jajahan Portugis. Penggunaan nama keluarga seperti dos, de, da, do, sampai das merupakan bentuk preposisi kata “dari” dalam Bahasa Portugis. Hal itu sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, ketika seorang budak sering disebut nama keluarga pemiliknya.
Namun, pemakaian preposisi itu telah berkembang. Tidak lagi dipakai untuk menyebut keluarga pemilik budak, tapi juga keluarga seseorang. Fungsinya untuk menyiratkan kepemilikan masa lalu. Misalnya, ada “Silva” dan “da Silva”. Lantaran terpengaruh oleh kebudayaan Portugis, penamaan orang Brasil juga tak jauh berbeda dengan orang Portugal.
Wajar saja kalau kita menemukan nama pemain Portugal berbeda dengan nama aslinya. Contoh, Pepe yang nama aslinya Kepler Laveran de Lima Ferreira. Lalu, Vitor Machado Ferreira yang dipanggil Vitinha. Abang GOAT kita juga memakai nama keluarga “dos” dalam namanya, Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro.