Kemiripan dengan bendera negara lain
Menurut kesetaraan kedudukannya sebagai bendera nasional, bendera ini mirip dengan Bendera Monako yang mempunyai warna sama, tetapi rasio yang berbeda. Selain itu, bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia, tetapi warnanya terbalik.
Selain bendera negara, terdapat beberapa bendera lain yang digunakan untuk kepentingan resmi lainnya. Berikut ini adalah bendera-bendera tersebut.
Please, Do not forget to link to Bendera Merah Putih PNG, Background Bendera Indonesia page for attribution!
Thanks for choosing us!
TEMPO.CO, Jakarta - Bendera nasional adalah salah satu simbol identitas negara yang paling mudah dikenali. Biasanya orang dapat dengan mudah membedakan bendera setiap negara, terutama dengan seringnya bendera-bendera ini dikibarkan dalam acara olahraga internasional seperti Piala Dunia dan Olimpiade.
Namun, terkadang kebingungan dapat muncul ketika dua atau lebih bendera sangat mirip satu sama lain. Contohnya bendera merah putih Indonesia dan Monako. Kedua bendera ini berwarna merah dan putih dengan letak yang sama. Meskipun warna merah dan ukurannya berbeda, banyak orang mengira keduanya sama persis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Britannica dan World Population Review, berikut adalah beberapa contoh bendera negara yang mirip dan dapat menyebabkan kebingungan:
Dua negara yang terletak di benua yang berbeda ini memiliki bendera yang hampir identik. Keduanya menggunakan tiga garis vertikal dengan warna biru, kuning, dan merah. Perbedaan hanya terletak pada sedikit perbedaan nuansa warna.
Bendera Romania memiliki sejarah lebih panjang, yakni berasal dari abad ke-19. Sementara bendera Chad baru dikibarkan setelah merdeka dari Prancis pada 1959. Awalnya, bendera Chad menggunakan warna hijau, namun karena terlalu mirip dengan bendera Mali, maka diganti dengan biru.
Bendera Senegal dan Mali memiliki dimensi yang sama dan desain dasar garis vertikal hijau, kuning, dan merah, meskipun ada perbedaan sedikit dalam warna. Selain itu, bendera Senegal dibedakan dengan bintang hijau di garis tengah. Guinea juga memiliki bendera yang mirip dengan kedua negara ini, namun penempatan warnanya dibalik, yaitu merah-kuning-hijau.
3. Selandia Baru dan Australia
Sebagai negara bekas jajahan Inggris, Australia dan Selandia Baru memiliki kemiripan bendera yang cukup mencolok. Keduanya menggunakan dasar bendera Inggris dengan Union Jack di sudut kiri atas. Perbedaan terletak pada pola konstelasi Southern Cross dan adanya bintang tambahan pada bendera Australia.
4. Irlandia dan Pantai Gading
Sekilas, bendera Irlandia dan Pantai Gading tampak mirip dengan kombinasi warna hijau, putih, dan oranye dalam garis vertikal. Namun, perbedaan terletak pada urutan warna. Bendera Irlandia memiliki urutan hijau-putih-oranye, sedangkan Pantai Gading sebaliknya.
Bendera kedua negara ini memiliki desain yang identik tetapi dengan warna yang berbeda. Keduanya terinspirasi dari bendera Denmark dengan dasar merah dan Salib Skandinavia berwarna putih. Bendera Norwegia memiliki bidang merah dengan salib biru berbatas putih, sementara bendera Islandia memiliki bidang biru dengan salib merah berbatas putih.
6. Venezuela, Ekuador, dan Kolombia
Ketiga negara ini memiliki sejarah yang saling terkait, tercermin dalam kemiripan bendera mereka. Ketiganya menggunakan kombinasi warna kuning, biru, dan merah dalam garis horizontal. Perbedaan terletak pada lebar garis dan tambahan lambang negara pada bendera Ekuador dan Venezuela, serta bintang-bintang pada bendera Venezuela.
7. Luksemburg dan Belanda
Belanda mulai menggunakan bendera garis horizontal merah, putih, dan biru pada pertengahan abad ke-17,dengan merah sebagai pengganti garis oranye asli. Bendera ini menjadi inspirasi untuk Tricolor Prancis yang bergaris vertikal setelah Revolusi Prancis pada 1789.
Meskipun Luksemburg terletak dekat dengan Belanda, benderanya tidak terinspirasi dari bendera Belanda, tetapi dikembangkan secara independen. Bendera Luksemburg berbeda dari bendera Belanda dalam hal ukurannya yang sedikit lebih panjang dan menggunakan warna biru yang berbeda.
8. Slovenia, Rusia, dan Slovakia
Bendera Rusia yang bergaris horizontal putih-biru-merah berasal dari akhir abad ke-17 dan didasarkan pada tricolor Belanda. Bendera ini kemudian menginspirasi desain bendera dari berbagai negara di Eropa timur dan selatan. Dua bendera yang paling mirip dengan standar Rusia adalah bendera Slovakia dan Slovenia, yang berbeda terutama dalam ukurannya yang lebih panjang dari bendera Rusia dan menggabungkan lambang negara masing-masing ke dalam desain bendera.
Sekilas, bendera Indonesia memiliki model yang sama dengan bendera Monako atau Monaco. Bahkan, sebagian orang awam banyak menganggap bendera Indonesia mirip dengan negara Monako.
Pasalnya, bendera kedua negara tersebut hampir sama mulai dari dua garis horizontal dan warna merah di atas putih.
Namun, nyatanya bendera kedua negara tersebut tidak sama lho detikers. Lebih lanjut, simak penjelasan tentang perbedaan bendera Indonesia dan bendera Monako di bawah ini yuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkibarlah Benderaku
Berkibarlah Benderaku adalah lagu yang diperuntukkan untuk bendera Indonesia. Lagu ini digolongkan sebagai salah satu lagu wajib.[28]
Lagu ini merupakan lagu karangan Ibu Soed.[29] Penciptaan lagu oleh Ibu Soed ini diilhami kegigihan Joesoef Ronodipoero, seorang pimpinan kantor Radio Republik Indonesia (RRI) menjelang Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947.[30] Meskipun dalam ancaman senjata api pasukan Belanda, Joesoef menolak untuk menurunkan Bendera Merah Putih yang berkibar di kantor RRI, sambil berteriak, “Kalau memang bendera harus turun, maka dia akan turun bersama bangkai saya!”[30]
Lagu yang diperuntukkan untuk bendera Indonesia
Bendera setengah tiang
Bendera Negara digunakan sebagai tanda berkabung apabila Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, pimpinan atau anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, dan/atau pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah meninggal dunia.[24] Bendera Negara yang akan dikibarkan setengah tiang, dinaikkan hingga ke ujung tiang terlebih dahulu, dihentikan sebentar dan diturunkan tepat setengah tiang. Jika Bendera Negara yang dikibarkan setengah tiang hendak diturunkan, maka dinaikkan terlebih dahulu hingga ujung tiang, dihentikan sebentar, kemudian diturunkan.[25]
Durasi pengibaran bendera setengah tiang dijelaskan sebagai berikut:
Bendera negara juga dapat dikibarkan setengah tiang pada:
Jika Bendera Negara dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung bersamaan dengan pengibaran Bendera Negara untuk memperingati hari-hari besar nasional (seperti memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia), maka dua Bendera Negara dikibarkan berdampingan, yang sebelah kiri dipasang setengah tiang dan yang sebelah kanan dipasang penuh.[27]
Perbedaan Bendera Indonesia dan Monako
Bendera merupakan simbol identitas dan saksi sejarah yang unik dari suatu bangsa. Meskipun ada beberapa bendera yang terlihat serupa, masing-masing bendera memiliki cerita, makna, dan elemen unik yang membuatnya berbeda.
Berikut adalah perbedaan bendera Indonesia vs bendera Monako:
Bendera Monako didasarkan pada warna heraldik, pada perisai lengan pangeran Monegasque. Sementara, sejarah bendera Indonesia berakar dari kerajaan Majapahit.
Bendera Indonesia memiliki sejarah yang jauh lebih sedikit dibandingkan bendera Monako. Dikutip dari laman Live Learn Venture, bendera Indonesia secara resmi diadopsi pada tahun 1945, sedangkan bendera Monako diadopsi pada 1881.
Bendera Indonesia diadopsi tahun 1945 tak lama setelah kemerdekaan dari Belanda. Bendera Indonesia terinspirasi dari bendera Belanda saat itu (tanpa warna birunya).
Sementara, Monako memperolehnya setelah kemerdekaan dari Kerajaan Sardinia. Bendera Monako dirancang oleh pangeran pertama Monako, Charles III.
Warna putih di kedua bendera ini yaitu putih cerah dan murni. Perbedaannya terletak pada warna merahnya.
Bendera Indonesia memiliki warna merah yang lebih cerah dan terang, jika dibandingkan dengan bendera Monako yang memiliki warna yang lebih kalem dan gelap.
Dilansir dari Ensiklopedia Britannica, bendera Indonesia punya perbandingan tinggi dan lebar 2:3, sedangkan bendera Monako perbandingannya 4:5.
Hal ini membuat bentuk bendera Indonesia lebih memanjang/lonjong dibanding dengan bendera Monako yang lebih pendek, mendekati bentuk persegi.
Terdapat garis horizontal merah dan putih di bendera Indonesia, sedangkan di Monako garis horizontal merah dan putih dengan warna merah yang agak gelap.
Warna merah di bendera Indonesia melambangkan darah, dan putihnya melambangkan kesucian manusia dan nilai-nilai negara.
Sementara, warna merah putih di bendera Monako melambangkan keluarga Grimaldi (dinasti penguasa Monako) dan monarki negara.
Arti bendera Indonesia melambangkan perjuangan kemerdekaan bangsa dan komitmennya terhadap kebebasan beragama. Biasanya, bendera Indonesia berkibar pada acara-acara dan upacara-upacara publik.
Sedangkan, bendera Monako menjadi simbol akar Katolik negara tersebut, serta komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan.
Memang, bendera Indonesia dan Monako akan terlihat mirip pada pandangan pertama, tapi keduanya memiliki perbedaan yang jelas dalam hal warna, simbolisme, tanggal adopsi hingga representasinya.
Setelah mengetahui perbedaan bendera Indonesia dan Monako yang sudah disebutkan di atas, tentunya detikers sudah bisa membedakan keduanya, kan?
Bendera Negara Indonesia (disingkat bendera negara) atau biasa juga disebut Sang Merah Putih,[1] Sang Saka Merah Putih, Merah Putih, atau kadang Sang Dwiwarna (dua warna) adalah bendera negara Indonesia. Bendera negara berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang dengan bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera ini merangkum nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme dari rakyat Indonesia.[1][2]
Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13.[3] Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit; keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang negara berbangsa Austronesia seperti Tahiti dan Madagaskar. Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan.[4] Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.
Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I–XII.[5][6]
Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad.[7][8] Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[9] Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa warna merah dan putih berasal dari bendera rasulullah yang berwarna merah dan putih.[10] Namun, hal ini terbantahkan oleh al-Mubarakfuri, penulis Sirah Nabawiyyah, yang menyatakan bahwa bendera rasulullah berwarna putih.[11]
Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[12] Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam[13] yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.
Pada waktu perang Jawa (1825–1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.[14]
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian, sedangkan putih berarti kesucian.[1] Selain itu, warna merah pun dikatakan melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Kedua warna tersebut dianggap saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia.[6][17] Menurut Soekarno, kedua warna tersebut berasal dari penciptaan manusia, yaitu merah yang merupakan darah wanita dan putih yang merupakan warna sperma.[18] Di samping itu, menurutnya pun tanah Nusantara berwarna merah, sementara getah tumbuhan berwarna putih dan orang Jawa sudah menyajikan bubur merah putih selama ratusan tahun.[19]
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa (gula aren) dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.
Peraturan tentang Bendera Merah Putih
Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35,[20] UU No 24/2009,[21] dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia.[22]
Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.[21] Dalam keadaan tertentu, dapat dilakukan pada malam hari.[21]
Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.[21] Kini, pemerintah sering menghimbau kepada masyarakat di Indonesia untuk mengibarkan dan memasang bendera negara selama satu bulan penuh pada bulan Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan negara.[23]
Bendera Negara juga dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lain, yaitu:[21]
Bendera Negara wajib dikibarkan setiap hari di:[21]
Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah presiden atau wakil presiden, mantan presiden atau mantan wakil presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.[21]
Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.[21]
Setiap orang dilarang:[21]